Senin, 12 Oktober 2015

sistem politik indonesia

• Sistem politik indonesia

Sistem politik indonesia adalah keseluruhan sub-sub sistem yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain dalam undang-undang dasar 1945
Tujuannya sistem politik indonesia yang utama adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Ada dua jenis sistem politik indonesia:
Yaitu,
1. Suprastruktur politik
2. Infrasturktur politik

Suprastruktur Politik
Lembaga – lembaga yang harus ada dalam sistem politik indonesia,
PolitiK indonesia terbagi menjadi tiga cabang kekuasaan yang disebut trias politika yaitu,
 A. Legistlatif, adalah lembaga yang membuat undang - undang.
Seperti DPR,MPR,DPD
 B. Eksekutif adalah pemerintah yang melaksanakan/pelaksana undang – undang
Seperti President, Wapres, Gubernur, Bupati dan Wali kota
 C. Yudikatif adalah lemabga/peradilan yang mengawasi undang – undang
Seperti Makamah Agung, Makamah konstitusi, Pengadilan


Infrastruktur politik
Lembaga – lembaga Yang ada berdasarkan situasi dan dinamika politik di masyarakat
Lembaga dalam infrastruktur politik
 a. Partai politik
 b. Golongan kepentingan
Adalah kelompok orang yang berjuang untuk kepentingan bersama atau kepentingan orang lain.

c. Golongan penekan
Adalah sekelompok orang yang berjuang untuk kepentingan orang lain dengan mengabaikan kepentingan sendiri
 d. Tokoh politik
Adalah tokoh atau peminpin politik dari non – partai Politik yang memiliki massa atau dukungan massa sehingga memiliki posisi yang kuat untuk menyuarakan aspirasi politik warga negara. Seperti Amien Rais
 e. Pemuka pendapat
Adalah peminpin atau tokoh masyarakat secara non – formal Yang memiliki status, kedudukan dan pengaruh sehingga pendapatnya dihormati dan dijadikan pegangan bagi warga masyarakat dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Senin, 28 September 2015

Komunikasi Politik

Politik, Komunikasi, dan Pembangunan

Apa sebenarnya komunikasi politik? Unsur komunikasi adalah komunikator (sumber pesan), pesan, meda, komunikan (penerima pesan), dan efek. Untuk mendefinisikan komunikasi politik sebenarnya cukup menambahkan konten politik dalam pesan dalam komunikasinya, sehingga munculah komunikator politik dan komunikan politik.

Komunikator dimengerti sebagai pihak yang memprakarsai tindakan komunikasi.  Dengan demikian, ada anggapan komunikator adalah sentra terwujudnya komunikasi. Munculah definisi bahwa komunikasi adalah proses penyampain pesan oleh komunikator kepada komunikan. Lalu, siapa komunikator politik? Penyampaian pesan dalam komunikasi politik bisa dilakukan oleh individu maupun kolektif. Pesan mungkin saja disampaikan oleh elite atau massa. Perbedaan keduanya ditentukan oleh  kedudukan (status) dan peran seseorang dalam kehidupan masyarakat. Kedudukan di sini menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial (biasa dibedakan antara ascribed status dan achieved status). Peran merupakan aspek dinamis status, ia menunjukkan apa yang dilakukan (sesuai hak & kewajiban) individu dalam masyarakat.

Siapa komunikan politik? Baik sumber maupun penerima pesan dalam komunikasi politik tidak selalu pejabat atau bagian dari struktur formal politik suatu negara. Demikian pula, peran yang dimainkan para pelaku politik dapat berubah (sesuai situasi) dari komunikator menjadi komunikan atau sebaliknya.
“Posisi komunikator dapat berganti menjadi komunikan politik!” tegas Eko H.S.
“Lihat saja, kasus century yang sempat hangat dibicarakan… Coba perhatikan, semakin tidak jelas siapa yang menjadi komunikator, siapa yang menjadi komunikan!”

Bagaimana membedakan komunikasi  politik dengan komunikasi lain yang berdasarkan pesannya? Secara sederhana, komunikasi politik penuh dengan nuansa pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Politik umumnya merupakan arena kontestasi gagasan, di dalamnya orang berusaha untuk memperoleh kekuasaan demi mewujudkan tujuan tertentu (bisa personal, bisa juga untuk kemanfaatan bersama). Langkah untuk melontarkan suatu gagasan politik dan respons publik terhadapnya merupakan bagian dari komunikasi politik. Individu melakukan pengamatan, menginterpretasikan, menyusun makna, dan kemudian bertindak berdasarkan proses tersebut.
Biasanya, hal ini membelah publik ke dalam pihak yang pro dan kontra. Perbedaan pandangan dan kepentingan semacam ini berpotensi melahirkan konflik. Di sinilah politik yang beradab idealnya muncul sebagai proses untuk mencari jalan keluar (resolusi konflik).
Dalam konflik kepentingan, makna perselisihan diturunkan melalui komunikasi. Bagaimana seseorang mengatur perbuatannya dalam kondisi konflik adalah salah satu bentuk konsekuensi dari komunikasi politik.

Apa tujuan komunikasi politik. Menyebarkan pengaruh dan memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya (mungkin) adalah tujuan dari komunikasi politik. Pengaruh dan dukungan ini lah dijadikan bahan baku untuk menciptakan serta mempertahankan kekuasaan. Lalu, komunikasi politik bagian ini bisa dilakukan dengan persuasi, represi, propaganda, dan retorika. Contohnya iklan politik dan kampanye, tentu sering kita temui terutama saat Pemilu.

Dalam kaitan pembangunan, kita melihat komunikasi politik tercipta berdasarkan pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Rezim Soeharto menyuarakan pembangunan dilakukan Soeharto dengan berbagai latar kepentingan serta menunjang kekuasaannya. Lihat pula, meleburnya budaya popular dan budaya massa dengan kehidupan masyarakat saat ini, bukankah sarat dengan unsur pengaruh serta kepentingan? Bisa saja masuknya budaya luar melalui media dilatarbelakangi nuansa politik seperti yang disebut sebelumnya!
- See more at: http://fikomuntar.blogspot.co.id/2010/09/politik-komunikasi-dan-pembangunan.html#sthashKOMUNIKASI

 

 

 

 

KOMUNIKASI POLITIK

       Apa sebenarnya komunikasi politik? Unsur komunikasi adalah komunikator (sumber pesan), pesan, meda, komunikan (penerima pesan), dan efek. Untuk mendefinisikan komunikasi politik sebenarnya cukup menambahkan konten politik dalam pesan dalam komunikasinya, sehingga munculah komunikator politik dan komunikan politik.
            Komunikator dimengerti sebagai pihak yang memprakarsai tindakan komunikasi.  Dengan demikian, ada anggapan komunikator adalah sentra terwujudnya komunikasi. Munculah definisi bahwa komunikasi adalah proses penyampain pesan oleh komunikator kepada komunikan. Lalu, siapa komunikator politik?
         Penyampaian pesan dalam komunikasi politik bisa dilakukan oleh individu maupun kolektif. Pesan mungkin saja disampaikan oleh elite atau massa. Perbedaan keduanya ditentukan oleh  kedudukan (status) dan peran seseorang dalam kehidupan masyarakat. Kedudukan di sini menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Peran merupakan aspek dinamis status, ia menunjukkan apa yang dilakukan (sesuai hak & kewajiban) individu dalam masyarakat.
             Siapa komunikan politik? Baik sumber maupun penerima pesan dalam komunikasi politik tidak selalu pejabat atau bagian dari struktur formal politik suatu negara. Demikian pula, peran yang dimainkan para pelaku politik dapat berubah (sesuai situasi) dari komunikator menjadi komunikan atau sebaliknya.Posisi komunikator dapat berganti menjadi komunikan politik!”
           Bagaimana membedakan komunikasi  politik dengan komunikasi lain yang berdasarkan pesannya? Secara sederhana, komunikasi politik penuh dengan nuansa pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Politik umumnya merupakan arena kontestasi gagasan, di dalamnya orang berusaha untuk memperoleh kekuasaan demi mewujudkan tujuan tertentu (bisa personal, bisa juga untuk kemanfaatan bersama). Langkah untuk melontarkan suatu gagasan politik dan respons publik terhadapnya merupakan bagian dari komunikasi politik. Individu melakukan pengamatan, menginterpretasikan, menyusun makna, dan kemudian bertindak berdasarkan proses tersebut.
         
  Biasanya, hal ini membelah publik ke dalam pihak yang pro dan kontra. Perbedaan pandangan dan kepentingan semacam ini berpotensi melahirkan konflik. Di sinilah politik yang beradab idealnya muncul sebagai proses untuk mencari jalan keluar (resolusi konflik).
     Dalam konflik kepentingan, makna perselisihan diturunkan melalui komunikasi. Bagaimana seseorang mengatur perbuatannya dalam kondisi konflik adalah salah satu bentuk konsekuensi dari komunikasi politik.
          Apa tujuan komunikasi politik. Menyebarkan pengaruh dan memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya (mungkin) adalah tujuan dari komunikasi politik. Pengaruh dan dukungan ini lah dijadikan bahan baku untuk menciptakan serta mempertahankan kekuasaan. Lalu, komunikasi politik bagian ini bisa dilakukan dengan persuasi, represi, propaganda, dan retorika. Contohnya iklan politik dan kampanye, tentu sering kita temui terutama saat Pemilu.
      Dalam kaitan pembangunan, kita melihat komunikasi politik tercipta berdasarkan pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Lihat pula, meleburnya budaya popular dan budaya massa dengan kehidupan masyarakat saat ini, bukankah sarat dengan unsur pengaruh serta kepentingan. Bisa saja masuknya budaya luar melalui media dilatarbelakangi nuansa politik seperti yang disebut sebelumnya.